Menanam kan disiplin
kepada anak adalah bukan persoalan
gampang. Sebagaian orang tua lebih memilih dengan kekerasan, baik verbal
maupun fisik dalam menanamkan kedisiplinan kepada anak. Padahal, menurut
penelitian, memukul atau cara kekerasan bukanlah cara yang tepat untuk
dijadikan pilihan dalam mengajarkan kedisiplinan pada anak karena itu
hanya akan membuat trauma mendalam pada diri anak.
Kekerasan yang dialami anak dalam pola pendidikan dan menanamkan disiplin akan menyebabkan anak tumbuh menjadi sosok yang
negatif dan agresif sama seperti yang telah dicontohkan oleh kedua orang
tuanya. Ibarat pepatah jawa, "kacang ora ninggal lanjarane".
Lakukanlah pendekatan positif, yaitu dengan menetapkan
batas-batas diskusi, mencoba bernegosiasi, dan memberikan pemahaman. Jangan
dilupakan kalau orang tua juga harus tetap konsisten dengan aturan- aturan yang
telah dibuat dan disepakati bersama. Untuk mengajarkan disiplin, orang tua
dapat memulai dengan cara melibatkan anak pada kegiatan rumah tangga yang biasa
dilakukan oleh orang tua. Misalnya membersihkan rumah, menyapu, mengepel,
meskipun disesuaikan dengan kemampuan anak. Cara ini dinilai paling efektif.
Melakukan pekerjaan rumah bersama dapat dimulai dengan tugas
yang ringan dan memberikan pengarahan dan konsekuensi pada setiap pekerjaan
rumah yang dilakukan. Dengan cara ini, anak tidak hanya mengerti, tapi aturan
ini akan terus membekas pada kehidupan selanjutnya.Tugas orang tua adalah
memantau secara konsisten. Hukuman
harus tetap diberlakukan jika aturan tersebut dilanggar. Berikan juga
penjelasan mengapa Anda harus menghukumnya. Definisikan juga aturan-aturan.
Misal, Anda ingin anak Anda membersihkan kamar mereka. Jelaskan apa itu
arti bersih dan apa akibat jika mereka tidak menjaga kebersihan. Sepele, tapi
anak- anak membutuhkan alasan dan penjelasan detil pada setiap tugas harus
dikerjakan.
Untuk menjadikan
anak seperti dijelaskan di atas, sebagai orangtua Anda harus memenuhi syarat
utamanya yaitu:
1. Konsisten
memberikan contoh dalam keseharian.
2. Konsisten
memberi kesempatan pada anak untuk berbuat kesalahan agar anak belajar dari
kesalahan dan memperbaikinya.
3. Memahami
dengan baik apa alasan utama dari pentingnya kedisiplinan.
4. Pembiasaan
untuk melakukan kesepakatan bersama dengan anak mengenai bentuk kedisiplinan.
Termasuk dalam menentukan jenis hukuman yang harus mencerminkan proses
pembelajaran dalam diri anak.
5. Mengakui
kesalahan dan minta maaf kepada anak jika orangtua menyesali ekspresi kemarahan
ketika memberi hukuman pada anak.
Bagaimana pun
juga figur orang tua adalah contoh terdekat, mereka pun akan meniru perilaku
Anda. Jadi, jangan ragu untuk membuat aturan-aturan tegas di rumah.
Semoga penjelasan
diatas bisa bermanfaat dalam mengajarkan disiplin kepada anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar