Kamis, 06 Desember 2012

Menyikapi Anak


BAGAIMANA MENYIKAPI PERBEDAAN ZAMAN DAN POLA ASUH YANG SESUAI

Jika kita telaah bersama, perbedaan mendasar anak-anak dan remaja yang dibesarkan sekitar 40 – 50 tahun yang lalu dengan anak-anak dan remaja yang dibesarkan di era millennium ini, adalah pada semakin banyak dan bervariasinya stimulus atau rangsangan yang dapat mereka amati dan dengarkan. Sementara di saat yang sama terjadi perubahan kondisi lingkungan sosial di mana peralatan yang bersifat manual semakin banyak digantikan oleh peralatan yang bersifat modern, sehingga sebenarnya dalam segi waktu penyelesaian akan lebih cepat dan memungkinkan banyak waktu yang lebih luang untuk melakukan hal lain, namun kenyataannya tidaklah sesederhana itu.


 Misalnya banyak orang tidak lagi berjalan kaki untuk sampai ke tempat tujuan, tetapi menggunakan kendaraan, namun tetap saja ada kemungkinan terlambat karena semakin padatnya kendaraan di jalanan. Atas keterbatasan lahan perumahan yang menyesuaikan dengan pertambahan jumlah penduduk, rumah-rumah dibuat berukuran semakin minimalis dan biasanya cukup jauh dari tempat kerja orang tuanya. Dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan bagi anak, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah mereka, mendapatkan hiburan dari televisi atau jenis permainan lain dengan keterbatasan teman bermain dari sebaya mereka. Jika mereka memiliki kemewahan dapat bermain di luar rumah pun harus dengan pengawasan pembantu atau pengasuh.
Sebenarnya hal ini tidaklah semuanya salah, tetapi ada satu hal yang sangat berbeda dalam pemberlakuan pola asuh pada keluarga-keluarga sekarang. Hal pertama adalah penerapan kedisiplinan pada anak dan yang kedua adalah pola komunikasi orang tua dan anak.

1) Penerapan Kedisiplinan.

Disiplin sendiri merupakan suatu pola pembiasaan yang bertujuan untuk membentuk suatu tingkah laku tertentu. Dalam disiplin terkandung adanya tingkah laku yang berulang yang dilakukan dan biasanya melibatkan waktu tertentu untuk melakukannya. Sehingga terbentuk suatu tingkah laku yang terjadi secara otomatis tanpa banyak melibatkan analisa ataupun pertimbangan untuk melakukannya. 

Sementara saat ini stimulus yang kemungkinan mengalihkan perhatian dan juga rencana semula sangatlah banyak. Seringkali kedisiplinan diasosiasikan dengan pola pengasuhan yang ‘galak’ dan membuat relasi dengan anak menjadi kurang hangat. Padahal sebenarnya kedisplinan dapat membuat seorang anak memperoleh kepastian untuk self control mereka. Ketidakdisiplinan akan bermanifestasi pada rasa malas yang kelak menghambat kesuksesan anak karena mereka tidak terbiasa dengan target yang jelas, terlalu memanjakan perasaan. Untuk itu kemampuan disiplin yang berasal dari kesadaran diri anak sendiri akan membentuk selfregulated yang baik pada anak. Sehingga mereka mampu menetapkan dan meraih tujuan serta citacitanya. Kedisiplinan juga dapat mengoptimalkan kemampuan anak di berbagai bidang menjadi sebuah prestasi seperti bidang musik sains dan sebagainya.

Memang cukup sulit untuk menanamkan suatu disiplin untuk membentuk suatu tingkah laku tertentu pada anak karena target tingkah laku yang ingin dicapai adalah hasil keputusan orang tua yang terkadang kurang menyenangkan bagi anak. Dalam hal ini orang tua perlu memiliki suatu pemahaman mengenai strandar disiplin yang berlaku umum atau normatif dengan standar disiplin yang hanya berlaku pada keluarga tertentu saja. Karena hal ini akan menjadi dasar pertimbangan bagi orang tua apakah jika anak menolak perlu dilakukan dengan pendekatan yang lebih ketat (termasuk dengan ancaman atau hukuman) ataukah ada pola disiplin lain yang orang tua dapat lebih longgar dalam menerapkannya.

Strandar disiplin yang bersifat normatif umum misalnya : bangun pagi mandi di pagi hari (sebelum jam 7 pagi) sarapan makan siang mandi sore makan malam berbicara dengan volume yang cukup terdengar (tidak berteriakteriak atau malah berbisik) buang air di kamar manditoilet dll.

Sedangkan disiplin yang bersifat local subjektif hanya berlaku di keluarga tertentu misalnya : bangun pagi paling lambat jam 5 harus mandi dahulu sebelum sarapan makan harus di meja makan baju basah (walaupun hanya sedikit) harus diganti (biasanya pada bayi) kalau keluar rumah (walaupun sekedar halaman rumput depan rumah) harus menggunakan sandalsepatu harus minum susu minimal 3 gelas menonton TV hanya jam 4-6 sore saja dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar