BAGAIMANA
MENYIKAPI PERBEDAAN ZAMAN DAN POLA ASUH YANG SESUAI
Jika kita telaah bersama, perbedaan mendasar anak-anak dan
remaja yang dibesarkan sekitar 40 – 50 tahun yang lalu dengan anak-anak dan
remaja yang dibesarkan di era millennium ini, adalah pada semakin banyak dan
bervariasinya stimulus atau rangsangan yang dapat mereka amati dan dengarkan.
Sementara di saat yang sama terjadi perubahan kondisi lingkungan sosial di mana
peralatan yang bersifat manual semakin banyak digantikan oleh peralatan yang
bersifat modern, sehingga sebenarnya dalam segi waktu penyelesaian akan lebih
cepat dan memungkinkan banyak waktu yang lebih luang untuk melakukan hal lain,
namun kenyataannya tidaklah sesederhana itu.
Misalnya banyak orang tidak lagi
berjalan kaki untuk sampai ke tempat tujuan, tetapi menggunakan kendaraan,
namun tetap saja ada kemungkinan terlambat karena semakin padatnya kendaraan di
jalanan. Atas keterbatasan lahan perumahan yang menyesuaikan dengan pertambahan
jumlah penduduk, rumah-rumah dibuat berukuran semakin minimalis dan biasanya
cukup jauh dari tempat kerja orang tuanya. Dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan
bagi anak, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah mereka,
mendapatkan hiburan dari televisi atau jenis permainan lain dengan keterbatasan
teman bermain dari sebaya mereka. Jika mereka memiliki kemewahan dapat bermain
di luar rumah pun harus dengan pengawasan pembantu atau pengasuh.
Sebenarnya hal ini tidaklah semuanya salah, tetapi ada satu
hal yang sangat berbeda dalam pemberlakuan pola asuh pada keluarga-keluarga
sekarang. Hal pertama adalah penerapan kedisiplinan pada anak dan yang kedua
adalah pola komunikasi orang tua dan anak.
1) Penerapan Kedisiplinan.
Disiplin sendiri merupakan suatu pola pembiasaan yang
bertujuan untuk membentuk suatu tingkah laku tertentu. Dalam disiplin
terkandung adanya tingkah laku yang berulang yang dilakukan dan biasanya
melibatkan waktu tertentu untuk melakukannya. Sehingga terbentuk suatu tingkah
laku yang terjadi secara otomatis tanpa banyak melibatkan analisa ataupun
pertimbangan untuk melakukannya.
Sementara saat ini stimulus yang kemungkinan mengalihkan
perhatian dan juga rencana semula sangatlah banyak. Seringkali kedisiplinan
diasosiasikan dengan pola pengasuhan yang ‘galak’ dan membuat relasi dengan
anak menjadi kurang hangat. Padahal sebenarnya kedisplinan dapat membuat
seorang anak memperoleh kepastian untuk self control mereka. Ketidakdisiplinan
akan bermanifestasi pada rasa malas yang kelak menghambat kesuksesan anak
karena mereka tidak terbiasa dengan target yang jelas, terlalu memanjakan
perasaan. Untuk itu kemampuan disiplin yang berasal dari kesadaran diri anak
sendiri akan membentuk selfregulated yang baik pada anak. Sehingga mereka mampu
menetapkan dan meraih tujuan serta citacitanya. Kedisiplinan juga dapat
mengoptimalkan kemampuan anak di berbagai bidang menjadi sebuah prestasi seperti
bidang musik sains dan sebagainya.
Memang cukup sulit untuk menanamkan suatu disiplin untuk
membentuk suatu tingkah laku tertentu pada anak karena target tingkah laku yang
ingin dicapai adalah hasil keputusan orang tua yang terkadang kurang
menyenangkan bagi anak. Dalam hal ini orang tua perlu memiliki suatu pemahaman
mengenai strandar disiplin yang berlaku umum atau normatif dengan standar
disiplin yang hanya berlaku pada keluarga tertentu saja. Karena hal ini akan
menjadi dasar pertimbangan bagi orang tua apakah jika anak menolak perlu
dilakukan dengan pendekatan yang lebih ketat (termasuk dengan ancaman atau
hukuman) ataukah ada pola disiplin lain yang orang tua dapat lebih longgar
dalam menerapkannya.
Strandar disiplin yang bersifat normatif umum misalnya :
bangun pagi mandi di pagi hari (sebelum jam 7 pagi) sarapan makan siang mandi
sore makan malam berbicara dengan volume yang cukup terdengar (tidak
berteriakteriak atau malah berbisik) buang air di kamar manditoilet dll.
Sedangkan disiplin yang bersifat local subjektif hanya
berlaku di keluarga tertentu misalnya : bangun pagi paling lambat jam 5 harus
mandi dahulu sebelum sarapan makan harus di meja makan baju basah (walaupun
hanya sedikit) harus diganti (biasanya pada bayi) kalau keluar rumah (walaupun
sekedar halaman rumput depan rumah) harus menggunakan sandalsepatu harus minum
susu minimal 3 gelas menonton TV hanya jam 4-6 sore saja dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar